Bloggerlist.net

Sabtu, 12 Maret 2011

Makalah Pendidikan Karakter Siswa SMK

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER
DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas dari
mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran dosen pembimbing Prof.DR. As’ari Djohar M.Pd
oleh
Muharom Jamaludin
0905583





PRODUKSI DAN PERANCANGAN
PROGRAM PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2010


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang karena atas izinnya penulis dapat  menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan dan izinnya mungkin penyusun tidak akan dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui seberapa besar pengaruh dan pentingnya pendidikan pembangun  karakter di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Makalah ini memuat tentang “Pentingnya Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)” dan sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Penyusun mohon untuk kritik dan sarannya guna untuk perbaikan makalah selanjutnya.

Penulis
                                                                                   
                                                                             Bandung, Desember 2010



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………….…………… i
DAFTAR ISI ……………………………………………... ii

BAB 1 PENDAHULUAN …………………………….…... 1
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH ………………….…1
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN ……………………………. 2
1.4 RUMUSAN MASALAH ……………………………… 2
1.5 METODE PEMECAHAN MASALAH ….…...……….. 2

BAB 2 PEMBAHASAN ……………………………..……. 3
2.1  PENDIDIKAN KARAKTER ………………………… 3
2.2  PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER ………… 6
2.3  PENGARUH PENDIDIKAN KARAKTER …………..10

BAB 3 PENUTUP ………………………………………... 13
3.1 KESIMPULAN ………………………………………. 13

DAFTAR PUSTAKA …………………………………….. 15



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia memerlukan sumberdaya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumberdaya manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat penting.
Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang, termasuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat (Ali Ibrahim Akbar, 2000), ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen oleh hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Bahkan orang-orang tersukses di dunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft skill daripada hard skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan karakter peserta didik sangat penting untuk ditingkatkan.
1.2 Maksud dan Tujuan
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat tugas dari mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran. Dengan tujuan menambah wawasan dan pola berpikir yang luas, tentang pentingnya pendidikan karakter dalam dunia pendidikan khususnya di SMK. Guna mempersiapkan anak SMK menjadi pribadi yang dapat bertanggung jawab kepada diri sendiri maupun kepada oranglain ataupun lingkungan sekitarnya.
1.3 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu:
1.3.1 Apakah yang dimaksud dengan pendidikan karakter ?
1.3.2 Seberapa besarkah pengaruh dan pentingnya pendidikan karakter di SMK ?
1.3.3 Adakah contoh penerapan dari pendidikan karakter ini ?
1.4 Metode Pemecahan masalah
Metodologi yang penulis gunakan untuk pengumpulan data yaitu dengan menggunakan kajian pustaka,  baik dengan media cetak maupun media   elektronik (Internet).


BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pendidikan Karakter
Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
Karakter adalah sifat pribadi yang relatif stabil pada diri individu yang menjadi landasan bagi penampilan perilaku dalam standar nilai dan norma yang tinggi. Karakter berbasis pada nilai dan norma (Prayitno dan Belferik Manullang, 2010). Ada tujuh nilai-nilai standard yang memandu perilaku seseorang, dalam hal : (1) isu sosial, (2) kecenderungan arah ideologi religius atau politis, (3) memandu diri sendiri, (4) sebagai standard untuk evaluasi diri dan orang lain, (5) sebagai dasar perbandingan kemampuan dan kesusilaan, (6) sebagai standar untuk membujuk dan mempengaruhi orang lain, dan (7) sebagai standar merasionalkan sesuatu hal (dapat diterima atau tak dapat diterima), sikap dan tindakan melindungi, memelihara, dan tentang mengagumi sesuatu/seseorang atau diri sendiri (Josephson Institute of Ethics, 2008).
Dan Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil.  Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah.
Terlepas dari berbagai kekurangan dalam praktik pendidikan di Indonesia, apabila dilihat dari standar nasional pendidikan yang menjadi acuan pengembangan kurikulum (KTSP), dan implementasi pembelajaran dan penilaian di sekolah, tujuan pendidikan di SMK sebenarnya dapat dicapai dengan baik. Pembinaan karakter juga termasuk dalam materi yang harus diajarkan dan dikuasai serta direalisasikan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahannya, pendidikan karakter di sekolah selama ini baru menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai, dan belum pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai upaya untuk meningkatkan kesesuaian dan mutu pendidikan karakter, Kementerian Pendidikan Nasional mengembangkan granddesign pendidikan karakter untuk setiap jalur,  jenjang, dan jenis satuan pendidikan. Grand design menjadi rujukan konseptual dan operasional pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian pada setiap jalur dan jenjang pendidikan.  Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut dikelompokan dalam : Olah Hati (Spiritual and emotional development), Olah Pikir (intellectual development), Olah Raga dan Kinestetik  (Physical and kinestetic development), dan Olah Rasa dan Karsa (Affective and Creativity development). Pengembangan dan implementasi pendidikan karakter perlu dilakukan dengan mengacu pada grand design tersebut.
Menurut UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 13 Ayat 1 menyebutkan bahwa Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Pendidikan informal sesungguhnya memiliki peran dan kontribusi yang sangat besar dalam keberhasilan pendidikan. Peserta didik mengikuti pendidikan di sekolah hanya sekitar 7 jam per hari, atau kurang dari 30%. Selebihnya (70%), peserta didik berada dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya. Jika dilihat dari aspek kuantitas waktu, pendidikan di sekolah berkontribusi hanya sebesar 30% terhadap hasil pendidikan peserta didik.
Selama ini, pendidikan informal terutama dalam lingkungan keluarga belum memberikan kontribusi berarti dalam mendukung pencapaian kompetensi dan pembentukan karakter peserta didik. Kesibukan dan aktivitas kerja orang tua yang relatif  tinggi, kurangnya pemahaman orang tua dalam mendidik anak di lingkungan keluarga, pengaruh pergaulan di lingkungan sekitar, dan pengaruh media elektronik ditengarai bisa berpengaruh negatif terhadap perkembangan dan pencapaian hasil belajar peserta didik. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melalui pendidikan karakter terpadu, yaitu memadukan dan mengoptimalkan kegiatan pendidikan informal lingkungan keluarga dengan pendidikan formal di sekolah. Dalam hal ini, waktu belajar peserta didik disekolah perlu dioptimalkan agar peningkatan mutu hasil belajar dapat dicapai, terutama dalam pembentukan karakter peserta didik .
2.2 Penerapan Pendidikan Karakter di SMK
Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat.
Oleh karena itu, pendidikan karakter siswa SMK sangat penting, diantaranya dengan mengadakan kegiatan ekstrakurikuler dan bimbingan konseling (selain dari pendidikan agama), yang selama ini memang sudah diselenggarakan sekolah. Kegiatan ekstrakulikuler ini merupakan salah satu media yang potensial untuk pembinaan karakter, kemampuan, rasa tanggung jawab sosial, bekerja sama, menghargai orang lain, serta mengembangkan potensi dan prestasi peserta didik. Peningkatan mutu akademik peserta didik dengan kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. 
Selain itu, Bimbingan dan Konseling (BK) juga merupakan bagian penting dalam pembentukan karakter siswa SMK, dimana BK ini sebagai media pengarah dan pembimbing siswa mempunyai tujuan untuk mendorong: perkembangan karir serta kehidupan-nya di masa yang akan datang, mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin, menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya, mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja. Jadi sangat jelas bahwa BK merupakan salah satu komponen yang sangat penting didalam dunia pendidikan sebagai salah satu yang dapat mendorong pembentukan karakter yang baik pada siswa.
Pendidikan karakter di sekolah juga sangat terkait dengan manajemen atau pengelolaan sekolah. Pengelolaan yang dimaksud adalah bagaimana pendidikan karakter direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan dalam kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah secara memadai. Pengelolaan tersebut antara lain meliputi, nilai-nilai yang perlu ditanamkan, muatan kurikulum, pembelajaran, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, dan komponen terkait lainnya. Dengan demikian, manajemen sekolah merupakan salah satu media yang efektif dalam pendidikan karakter di sekolah.
Menurut Mochtar Buchori (2007), pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata. Permasalahan pendidikan karakter yang selama ini ada di SMK perlu segera dikaji, dan dicari altenatif-alternatif solusinya, serta perlu dikembangkannya secara lebih operasional sehingga mudah diimplementasikan di sekolah.
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik SMK mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.
Pendidikan  karakter pada tingkatan institusi mengarah pada pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di mata masyarakat luas.
Sasaran pendidikan karakter adalah seluruh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia negeri maupun swasta.  Semua warga sekolah, meliputi para peserta didik, guru, karyawan administrasi, dan pimpinan sekolah menjadi sasaran program ini. Sekolah-sekolah yang selama ini telah berhasil melaksanakan pendidikan karakter dengan baik dijadikan sebagai best practices, yang menjadi contoh untuk disebarluaskan ke sekolah-sekolah lainnya.
Melalui program ini diharapkan lulusan SMK memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkarakter mulia, kompetensi akademik yang utuh dan terpadu, sekaligus memiliki kepribadian yang baik sesuai norma-norma dan budaya Indonesia. Pada tataran yang lebih luas, pendidikan karakter nantinya diharapkan menjadi budaya sekolah.
Keberhasilan program pendidikan karakter dapat diketahui melalui pencapaian indikator oleh peserta didik sebagaimana tercantum dalam Standar Kompetensi Lulusan SMK, yang antara lain meliputi sebagai berikut:
1)      Dapat menjadi lulusan yang mampu bersaing, dan dapat menjadi pekerja teknologi tingkat menengah
2)      Memiliki jiwa kewirausahaan, bahkan dapat melakukan wirausaha
3)      Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja;
4)      Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri;
5)      Menunjukkan sikap percaya diri;
6)      Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas;
7)      Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional;
8)      Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif;
9)      Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif;
10)  Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya;
11)  Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari;
12)  Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab;
13)  Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam negara kesatuan Republik Indonesia;
14)  Menghargai karya seni dan budaya nasional;
15)  Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya;
16)  Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan baik;
17)  Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun;
18)  Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat; Menghargai adanya perbedaan pendapat;
2.3  Pengaruh dan Pentingnya Pendidikan Karakter Terhadap Siswa SMK
Karakter siswa SMK berbasis pada dimensi moral, dimensi nilai-nilai dan dimensi kepribadian kejuruan. Karakter siswa dapat dibentuk melalui program-program sekolah. Evaluasi karakter siswa dapat dinilai melalui indikator kejujuran, rasa hormat, tanggung jawab, kewajaran, kepedulian, dan kewarganegaraan. Indikator karakter dapat dikelompokan atas dimensi jenis dan dimensi proaktif. Dimensi kepribadan kejuruan merupakan basis penentuan kesesuaian karakter siswa dengan karakter lingkungan kerja. Pengembangan program dan instrumen penilaian karakter dikembangkan melalui tahapan-tahapan, dan ada berbagai macam alat evaluasi karakter siswa. Lembaga pendidikan dapat membentuk karakter siswa, baik di kelas oleh guru maupun di sekolah oleh pimpinan dan programnya. Lembaga pendidikan baik di tingkat makro dan mikro bertanggung jawab terhadap pembentukan karakter siswa.
Pendidikan karakter sangat diperlukan untuk mengurangi dan mencegah siswa untuk melakukan hal yang buruk seperti: banyaknya kasus siswa yang tawuran, banyaknya siswa yang tidak siap (mental) menghadapi Ujian nasional, adanya siswa pecandu Narkoba, ini semua menunjukkan karakter negatif siswa. Kesemua karakter negatif ini dapat dihilangkan atau dikurangi melalui pembentukan karakter siswa.
Semua cara telah dilakukan pemerintah untuk menghilangkan anggapan negatif masyarakat mengenai siswa kejuruan yang diantaranya suka melakukan  tawuran  dan yang lainnya seperti yang disebutkan diatas.  Padahal itu semua merupakan pengaruh atau dampak negatif dari pergaulan, yang sebenarnya disinilah pendidikan pembentukan karakter ini dibutuhkan.
Selain dengan memberikan pelajaran pendidikan agama sebagai salah satu pendidikan pembentuk karakter, ekstrakulikuler, dan BK. Juga masih perlu dicari pembelajaran dan media pembelajaran seperti apa yang paling cocok untuk siswa SMK  
Pembentukan karakter siswa SMK salah satunya dengan perlu dipertimbangkannya kepribadian kejuruan. Sebab kesesuaian karakter siswa dengan lingkungan praktek (kerja) siswa akan meningkatkan karakter positif seorang siswa SMK. Pembentukan karakter siswa SMK berbeda dengan sekolah umum (SMA atau MAN), karena faktor lingkungan kerja (praktek) besar perannya dalam pembentukan karakter siswa SMK.
Dengan adanya sistem kurikulum KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan) akan membuka peluang yang sangat besar untuk sekolah supaya dapat mengembangkan pendidikan pembentukan karakter. Sehingga dapat dicari media seperti apakah dan pembelajaran seperti apa yang cocok untuk anak SMK.
Oleh karena itu, peran pendidikan pembentuk karakter ini sangat perlu guna supaya tercapainya tujuan untuk menghasilkan luluasan siswa SMK yang bermoral, dapat bertanggung jawab, dan bermental kuat, sehingga dapat menghadapi segala sesuatu dengan baik dan tidak mudah terbawa-bawa oleh pengaruh lingkungan yang kurang baik.


BAB 3
PENUTUP
3. Kesimpulan
            Dari pemaparan mengenai pendidikan pembentukan karakter  yang telah disampaikan diatas, dapat diambil beberapa kesimpulan, diantaranya :
1)      Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil
2)      Pendidikan pembentukan karakter merupakan salah satu media yang potensial untuk pembinaan karakter, kemampuan, rasa tanggung jawab sosial, bekerja sama, menghargai orang lain, serta mengembangkan potensi dan prestasi siswa
3)      Dengan pendidikan pembetukan karakter ini  dapat menjadi sebagai pemicu atau pendorong perkembangan karir serta kehidupan-nya di masa yang akan datang,  menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya, mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi.
4)      Menghilangkan atau mengurangi dampak negatif siswa yang sering tawuran, banyaknya siswa yang tidak siap (mental) menghadapi Ujian nasional, adanya siswa pecandu Narkoba, dan dampak negative lainnya.
5)      Dengan adanya sistem kurikulum KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan) akan membuka peluang yang sangat besar untuk sekolah supaya dapat mengembangkan pendidikan pembentukan karakter yang cocok di SMK.
  
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pengembang MKDP. (2006). Materi Perkuliahan Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: FIP UPI
_______. (2010). Makalah dan Artikel Kurikulum dan Pembelajaran. [online]. Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/11/05/makalah-dan-artikel-kurikulum-dan-pembelajaran/. [11 Desember 2010]
_______. (2010.) Karakter Siswa SMK Bebasis Dimensi. [online]. Tersedia: http://wakhinuddin.wordpress.com/2010/09/22/karakter-siswa-smk-berbasis-dimensi/. [17 Desember 2010]
_______. (2010). Tujuan Pelayanan Bimbingan dan  Konseling. [online].  Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/14/tujuan-bimbingan-dan-konseling/. [18 Desember 2010]

2 komentar: